Abstraksi
Nilai ekspor Sumatera Selatan April 2015
mengalami peningkatan sebesar 26,44 persen dibandingkan bulan Maret 2015. Sebaliknya, bila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 (April 2014) ekspor Provinsi
Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 0,34 persen.
Nilai
ekspor Provinsi Sumatera Selatan bulan April 2015 sebesar US$ 273,13 juta
terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 37,73 juta dan US$ 235,41 juta hasil
ekspor komoditi nonmigas.
Malaysia,
Amerika Serikat dan India menjadi negara tujuan utama Ekspor Sumatera Selatan
pada periode Januari - April 2015, masing-masing mencapai US$ 236,79 juta, US$ 148,38 juta dan US$
102,72 juta, dengan peranan ketiganya mencapai 51,62 persen dari total ekspor
periode Januari - April 2015.
Ekspor
ke Uni Eropa pada Januari - April 2015 mencapai US$ 92,05 juta (9,74 persen
dari total ekspor) dan ekspor ke ASEAN mencapai US$ 279,13 juta (29,53 persen
dari total ekspor).
Menurut
Sektor, dibandingkan dengan periode Januari - April 2014, ekspor produk
industri Januari - April 2015 menurun 18,33 persen sedangkan ekspor produk
pertanian meningkat 22,16 persen dan produk pertambangan meningkat 18,26 persen.
Nilai
impor Sumatera Selatan April 2015 sebesar
US$ 66,53 juta atau mengalami
penurunan sebesar 50,99 persen jika dibandingkan bulan Maret 2015.
Impor
Provinsi Sumatera Selatan bulan April 2015 sebesar US$ 66,53 juta terdiri dari
impor migas sebesar US$ 1,24 juta dan nonmigas sebesar US$ 65,29 juta.
Peranan
terhadap total impor nonmigas selama Januari - April 2015, golongan
mesin-mesin/pesawat mekanik memberikan
peranan terbesar yaitu 61,20 persen
diikuti mesin/peralatan listrik sebesar 7,55 persen dan impor pupuk sebesar
6,77 persen.
Negara
asal impor terbesar Januari – April 2015 yaitu Tiongkok dengan nilai impor
sebesar US$ 145,11 juta, diikuti Malaysia dengan nilai impor US$ 45,70 juta dan Jerman dengan nilai impor
mencapai US$ 37,20 juta.
Dibandingkan
Januari - April 2014, nilai impor bahan baku/penolong dan barang modal
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 87,91 persen dan 475,86 persen
sedangkan nilai impor barang konsumsi mengalami penurunan sebesar 10,51 persen.