Abstraksi
Kota Palembang pada bulan September
2015 mengalami
deflasi
sebesar -0,38 persen. Laju inflasi
kumulatif tahun 2015 sampai dengan bulan September adalah 1,03 persen dan laju inflasi “year
on year” (September 2015 terhadap September 2014) adalah 6,84 persen.
Kota Palembang pada
bulan September 2015 berdasarkan kelompok pengeluaran,
menunjukkan bahwa 2 (dua) kelompok mengalami penurunan indeks harga yaitu
kelompok transportasi, komunikasi & jasa
keuangan sebesar -1,99 persen dan
kelompok bahan makanan sebesar -1,49 persen. Sedangkan 5 (lima) kelompok
mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga sebesar 1,28 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,11 persen, kelompok
sandang sebesar 1,02 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok &
tembakau sebesar 0,69 persen; dan kelompok perumahan, air,
listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,15 persen.
Komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kota Palembang
antara lain: angkutan udara, daging ayam ras, cabe merah, bawang merah, dan
minyak goreng. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan
andil inflasi tertinggi antara lain beras, bimbingan belajar, obat dengan
resep, mujair, dan ayam goreng.
Kota
Lubuk Linggau pada bulan September 2015 mengalami deflasi sebesar -0,16 persen. Laju inflasi kumulatif tahun 2015 sampai dengan September
adalah 2,37 persen dan laju inflasi “year on year” (September 2015 terhadap
September 2014) adalah 8,33
persen.
Komoditas
yang mengalami penurunan
harga yang menyebabkan
deflasi di Kota
Lubuk Linggau pada
bulan September 2015
antara lain: cabe merah, daging ayam
ras, bahan bakar rumah tangga, udang basah dan cabai rawit. Sedangkan
komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi antara
lain daun singkong, beras, rokok kretek, tomat sayur dan telepon seluler.
Berdasarkan penghitungan inflasi pada kota Palembang dan kota
Lubuk Linggau, pada bulan September 2015 Provinsi Sumatera Selatan mengalami
deflasi sebesar -0,36 persen, laju inflasi kumulatif
sampai dengan bulan September 2015 sebesar 1,17 persen
dan laju inflasi “year
on year” (September 2015 terhadap September 2014) adalah 6,99 persen.
Berdasarkan pemantauan harga selama bulan September
2015 pada 82 kota IHK di Indonesia, menunjukkan bahwa 36 kota mengalami deflasi dan
46 kota mengalami inflasi. Deflasi
tertinggi terjadi di Kota Sibolga (-1,85 persen),
terendah terjadi di Kota Bandung (-0,01 persen). Sedangkan
inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke (1,33 persen) dan terendah di Kota DKI
Jakartan (0,01 persen).