Abstraksi
1.
Nilai
Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar
94,48 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya
beli petani pada bulan Maret 2016 masih mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya,
NTP Maret
2016 juga mengalami penurunan yaitu turun sebesar
0,54 persen yang
disebabkan indeks harga yang diterima petani lebih
rendah dibandingkan indeks harga yang dibayar petani.
2.
Nilai
Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan Maret 2016 sebesar 101,75 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli
petani pada bulan Maret
2016 lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012. Tapi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya,
NTUP Maret 2016 turun sebesar 0,04 persen.
3.
NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan
pada bulan Maret 2016 sebesar 94,33 persen, menunjukkan bahwa
secara umum daya beli petani pada bulan Maret 2016 juga masih mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya,
NTP tanpa perikanan Maret 2016 juga turun sebesar 0,50 persen.
4.
NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan
pada bulan Maret 2016 sebesar 101,56 persen, menunjukkan bahwa
secara umum daya beli petani pada bulan Maret 2016 lebih
baik dibandingkan tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Maret 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen.
5.
Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor,
pada bulan Maret
2016 sektor yang mengalami peningkatan dibandingkan bulan Februari
2016 yaitu sektor sektor perkebunan
rakyat. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor tanaman pangan,
hortikultura, peternakan, perikanan, perikanan tangkap dan perikanan budidaya
6. Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh
perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga petani. Pada
bulan Maret
2016 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan
mengalami inflasi sebesar
0,79 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok bahan
makanan, kesehatan, makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau, pendidikan, rekreasi
dan olahraga dan perumahan, sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi.