Penyelengaraan
perstatistikan di negeri ini telah melalui sejarah yang panjang, diawali dengan
didirikannya Kantor Pusat Statistik (Centraal
Kantoor voor de Statistik) oleh Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun
1924. Kemudian dalam rangka melakukan evaluasi terhadap kondisi penduduk Hindia
(sekarang Indonesia), maka Pemerintah Hindia Belanda menyelenggarakan Sensus
Penduduk untuk pertama kalinya pada tahun 1930.
Gambaran
singkat diatas cukup menjelaskan mengenai
pentingnya peranan data statistik bagi suatu pemerintahan, sekaligus
menampilkan fakta bahwa kegiatan statistik secara resmi (official statistik) telah berlangsung lama jauh sebelum negeri ini
merdeka dan bernama Indonesia.
Apa itu statistik?
Bila
kita bicara tentang statistik, tidak sedikit masyarakat kita yang masih kurang
familiar dengan kata tersebut. Bagi para pelajar maupun mahasiswa, kadang kata
statistik menjadi momok yang menakutkan dengan gambaran dosen atau guru yang killer, mata pelajaran atau mata kuliah
yang penuh dengan rumus dan angka-angka. Padahal di satu sisi statistik kadang
begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, anak manusia sejak pertama kali
dilahirkan didunia sudah mulai lekat dengan statistik berupa identitas berat
badan dan panjang badan bahkan sebelum bayi tersebut memiliki nama.
Secara
tidak sadar kita juga kadang sering melakukan kegiatan statsitik misalnya dalam
membeli suatu barang, kita rela melakukan penelitian untuk membandingkan harga
suatu barang dari satu toko ke toko yang lainnya demi untuk mendapatkan barang
yang berkualitas dengan harga yang cukup murah. Pada kasus lain yang sedang
naik daun yaitu penghitungan cepat hasil pilkada melalui quick count sebelum pemerintah merilis real count jumlah pemilih untuk pasangan calon kepala daerah.
Penulis berusaha menunjukkan beberapa contoh penerapan statsitik dalam
kehidupan kita sehari-hari sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai stastitik
dilihat dari sisi harfiah dan ilmiah.
Menurut
Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, statistik adalah cara mengolah data dan menarik
kesimpulan yang teliti dan keputusan-keputusan yang logik dari pengolahan data.
Sedangkan menurut Anto Dajan statistik diartikan sebagai metode atau asas
memanipulasi data kuantitatif agar angka-angka tersebut dapat berbicara. Secara
singkat statistik diartikan sebagai cara maupun aturan-aturan yang berkaitan
dengan pengumpulan, pengolahan, analisis, penarikan kesimpulan atas data-data
yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, analisis, penarikan kesimpulan
atas data-data yang berbentuk angka dengan menggunakan suatu asumsi-asumsi
tertentu.
Hari Statistik Nasional
(HSN)
Pengumpulan
data statistik di Indonesia secara resmi dilakukan oleh Badan Pusat Stastitik
(BPS) sesuai dengan UU Nomor 16 Tahun 1997. Sebagai lembaga pemerintahan non
departemen BPS bertanggung jawab langsung kepada presiden untuk mengumpulkan,
mengevaluasi, menganalisis, dan menyajikan data statistik sehingga dapat
dimanfaatkan bagi semua lapisan masyarakat. Terutama bagi pemerintah, data
stastitik dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perumusan kebijakan
pemerintah untuk pembangunan negeri kearah yang lebih baik.
Karena
begitu pentingnya peran dan fungsi data statistik sebagai landasan dalam
pembuatan kebijakan pembangunan nasional, maka pemerintah menetapkan setiap
tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Statistik Nasional (HSN). Pada
tahun 2015 ini, BPS mengangkat tema “Dengan Semangat Hari Statistik Nasional,
Kita Wujudkan Indonesia Cerdas dengan Data Berkualitas”. Tema ini sejalan
dengan tujuan yang selalu didengungkan oleh seluruh institusi statistik di
dunia yaitu menyajikan data berkualitas, akurat dan tepat waktu. Begitu juga
BPS yang memiliki visi “Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua”.
Data Berkualitas
Bila
kita bicara tentang data berkualitas,muncul pertanyaan bagaimana kriteria agar
data dapat dikatakan berkualitas? Dalam bukunya “Dictionary of Data Management”, Mark Moesley (2008) menyatakan
data berkualitas adalah level data yang menyatakan data tersebut akurat (accurate), lengkap (complete), update (timely),
konsisten (consistent) sesuai dengan
kebutuhan bisnis dan relevan. Jika mengacu ke renstra BPS 2010-2014 data
dianggap berkualitas jika memenuhi kriteria akurat, relevan, tepat waktu,
koheren, dan mudah diintrepretasikan. Pada zaman sekarang ini kesadaran
masyarakat kita akan pentingnya data terus meningkat sejalan dengan itu permintaan
terhadap ketersediaan data yang berkualitas juga terus meningkat. Hal ini harus
dijadikan pemacu semangat BPS untuk terus berbenah memperbaiki diri agar
tingkat kepercayaan masyarakat terus bertambah terhadap data yang dihasilkan.
Bagaimana Data Berkualitas
Dihasilkan?
Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana data berkualitas dihasilkan? Jawabannya tentu tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Rangkaian proses panjang kegiatan statistik
harus dilewati agar data berkualitas tersedia dan dapat digunakan. Diawali dari
kegiatan perencanaan sebagai starting
point kegiatan (penentuan metodologi, disain kuesioner, alokasi dokumen),
yang dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data di lapangan, proses
pengolahan data, analisis sampai dengan tahap diseminasi data kepada publik.
Berbagai
kendala pun tidak dapat terhindarkan, baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar organisasi. Masih rendahnya kesadaran dan respon masyarakat sebagai
responden data merupakan salah satu masalah yang berasal dari luar BPS. Hal ini
terkadang menimbulkan penolakan dan ketidakjujuran responden dalam memberikan data,
padahal kerahasiaan data responden sudah dijamin oleh undang-undang. Dari sisi
internal, keterbatasan sumber daya manusia terutama di tingkat kabupaten dan
kecamatan juga menjadi kendala dalam pengumpulan data. Pengumpul data (baca
pencacah) merupakan ujung tombak BPS dalam menghasilkan data yang berkualitas. Kualitas
pengumpul data tidak hanya dilihat dari sisi kompetensi tetapi hal dasar yang
harus diuatamakan adalah dari sisi moril yaitu kesadaran dan kejujuran dalam
melaksanakan tugas. Pengumpul data yang professional, berintegritas, dan amanah
diharapkan dapat mempengaruhi keakuratan dan ketepatan waktu dari data yang
dihasilkan
Selain
itu, kendala keterbatasan jumlah anggaran juga membatasi ruang gerak pengumpul
data untuk menjangkau daerah-daerah sulit. Dibutuhkan biaya tambahan untuk
mengumpulkan data di daerah-daerah sulit seperti daerah perairan, pemukiman
terpencil, dan daerah pegunungan.
Lantas apa saja upaya
yang telah dilakukan oleh BPS?
Banyaknya
kendala dan kritik serta rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kualitas data menuntut BPS untuk terus berbenah diri dan berusaha memberikan
kontribusi terbaik bagi negeri ini. Berbagai upaya telah dilakukan BPS, diawali
dengan peningkatan kualitas metodologi kegiatan statistik sesuai dengan standar
nasional dan internasional. Peningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai
penghasil data yang berkualitas. Peran
teknologi informasi juga perlu ditingkatkan untuk mendukung kegiatan pengolahan
data. Dari sisi diseminasi data, teknologi informasi berperan untuk memudahkan
pengguna data mengakses data diantaranya melalui website, aplikasi handphone berbasis android, serta sms
interaktif. Pengawasan dan monitoring kegiatan statistik di lapangan diharapkan
dapat mengurangi kecurangan dalam pengumpulan data. Dari sisi eksternal
peningkatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi pemerintah terkait diharapkan
dapat meningkatkan respons rate
sumber data BPS.
Sadar Statistik
Dapat
disimpulkan bahwa hal yang paling penting dalam menghasilkan data stastitik
berkualitas adalah mewujudkan mayarakat yang sadar statistik. Berbagai elemen
mayarakat yang terlibat seperti statistisi (sebagai pengumpul data), responden
(sebagai sumber data), dan pengguna atau konsumen data harus bekerja sama
sebaik-baiknya dan menyadari betapa pentingnya data statistik bagi evaluasi dan
perencanaan untuk memperbaiki keadaan negeri kita tercinta ini. Dengan data
yang berkualitas, pemerintah dapat melakukan evaluasi dengan tepat dan
merumuskan kebijakan untuk pembangunan negara Indonesia kearah yang lebih
baik. Semoga kita dapat memberikan
kontribusi terbaik kita demi terwujudnya Indonesia yang cerdas, maju, mandiri,
serta bermartabat.
Sekali
lagi penulis mengucapkan Selamat Hari Statistik
Mari Kita Wujudkan
Indonesia Cerdas dengan Data yang Berkualitas
Dimuat di Sriwijaya Post Senin, 5 Oktober 2015